Month: April 2025

Citalopram

Apakah Citalopram
Citalopram merupakan tidak benar satu model obat depresi, yang mana bisa tingkatkan level kekuatan dan perasaan nyaman. Bekerja bersama dengan langkah menyeimbangkan zat alami tertentu, serotonin di otak.

Obat antidepresan ini digolongkan ke didalam kelas Selective Serotonin reuptake Inhibitors (SSRIs).

Mengenai Citalopram
Golongan:
Obat resep

Kemasan:
Tablet

Kandungan:
Obat golongan SSRIs

Dosis Citalopram
Pasien harus mengosumsi citalopram sesuai bersama dengan dosis dan selagi yang diresepkan dokter. Dokter kemungkinan tingkatkan atau mengurangi dosis jika dirasa harus untuk meraih faedah terbaik.

Dosis citalopram yang biasa direkomendasikan adalah sebagai berikut:

Dosis awal: 20 mg diminum sekali sehari
Dosis lanjutan: 20 sampai 40 mg per hari. Dosis bisa ditingkatkan sampai 20 mg, namun tidak untuk lebih berasal dari satu minggu dan tidak melebihi 40 mg per hari.
Dosis lansia: 20 mg per hari.
Konsumsi obat sesuai dosis dan selagi yang ditentukan, jangan tingkatkan atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter. Jika pasien terlupa meminum obat sesuai selagi yang dintentukan, abaikan dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis terhadap jadwal minum berikutnya.

Jika pasien mengalamin kelebihan dosis, segera hubungi rumah sakit terdekat.

Efek samping Citalopram
Beberapa efek samping yang kemungkinan timbul merupakan reaksi awal tubuh didalam menilai zat baru yang masuk dan biasanya akan membaik didalam kurun selagi singkat. Namun jika dirasa efek samping tidak menyusut atau bahkan memburuk, pasien mau segera berkonsultasi bersama dengan dokter.

Beberapa efek samping yang lazim dirasakan selagi pasien mengosumsi Citalopram:

Detak jantung cepat, jadi gemetar
Gejala demam seperti hidung tersumbat, bersin dan sakit tenggorokan
Gangguan tidur seperti insomnia, jadi letih yang tidak biasa
Mati rasa atau rasa geli
Sakit kepala, pusing
Mulut kering, gampang berkeringat
Kesulitan orgasme
Perubahan berat badan (penambahan atau penurunan)
Masalah bersama dengan konsentrasi dan ingatan
Penambahan nafsu makan, mual, diare, gas perut
Efek samping yang harus penanganan dokter bisa berupa:

Rendahnya kadar sodium didalam tubuh, tanda-tanda seperti sakit kepala, kebingungan, bicara cadel, terlalu lelah, muntah, jadi tidak stabil
Kepala jadi gampang seperti menginginkan jatuh atau pingsan
Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, mata sakit atau bengkak, objek pandang jadi mengecil atau kesulitan lihat cahaya
Reaksi proses Saraf yang buruk, tanda-tanda seperti otot jadi kaku, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jatung cepat atau tidak beraturan, gemetar (tremor), jadi seperti menginginkan pingsan
Kadar serotonin yang tinggi didalam tubuh, tanda-tanda seperti halusinasi, demam, ritme jantung yang cepat, refleks yang terlalu aktif, mual dan muntah, pingsan, kehilangan keseimbangan

Citalopram

Pendahuluan: Apa itu Citalopram?
citalopram adalah obat resep yang utamanya digunakan untuk menyembuhkan depresi. Obat ini termasuk didalam golongan obat yang dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). Dengan meningkatkan persentase serotonin di otak, Citalopram menunjang memperbaiki keadaan hati, meredakan kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional secara keseluruhan. Obat ini kebanyakan diresepkan untuk gangguan depresi mayor dan dikenal karena efektivitasnya dan juga profil efek sampingnya yang relatif baik.

Kegunaan Citalopram
Citalopram lebih-lebih disetujui untuk penyembuhan gangguan depresi mayor (MDD) pada orang dewasa. Obat ini termasuk dapat digunakan di luar label untuk berbagai kondisi, termasuk:

Gangguan kecemasan umum (GAD)
Gangguan panik
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
Gangguan kecemasan sosial
Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Obat berikut sering dipilih karena kemampuannya untuk meringankan tanda-tanda depresi dan kecemasan, menjadikannya pilihan serbaguna didalam perawatan kebugaran mental.

Cara Kerja
Citalopram bekerja dengan mencegah penyerapan ulang serotonin, neurotransmitter yang berperan perlu didalam pengaturan keadaan hati, secara selektif. Dengan kata lain, obat ini menunjang melindungi persentase serotonin selalu tinggi di otak, yang dapat meningkatkan keadaan hati dan kurangi rasa cemas. Dengan mencegah serotonin diserap ulang amat cepat, Citalopram amat mungkin lebih banyak serotonin ada untuk mengirimkan sinyal antar sel saraf, yang berkontribusi pada keadaan emosi yang lebih seimbang.

Dosis dan Administrasi
Dosis standar Citalopram banyak variasi berdasarkan kebutuhan individu dan keadaan yang dirawat.

Dewasa: Dosis awal yang umum adalah 20 mg sekali sehari, yang dapat ditingkatkan hingga maksimum 40 mg per hari berdasarkan arahan dokter dan respons pasien.
Pasien Anak: Untuk anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun, dosis awal kebanyakan 10 mg sekali sehari, yang dapat ditingkatkan hingga maksimum 40 mg per hari.
Citalopram ada didalam bentuk tablet dan diminum secara oral, dengan atau tanpa makanan. Penting untuk minum obat pada sementara yang serupa tiap-tiap hari untuk melindungi kadarnya selalu berkesinambungan didalam aliran darah.

Efek Samping Citalopram
Seperti seluruh obat, Citalopram dapat mengakibatkan efek samping. Efek samping yang umum termasuk:

Mual
Mulut kering
Mengantuk atau kelelahan
Insomnia
Berkeringat
Disfungsi seksual
Efek samping yang serius, kendati tidak cukup umum, kemungkinan termasuk:

Serotonin sindrom (gejalanya meliputi kebingungan, detak jantung cepat, dan tekanan darah tinggi)
Pikiran atau tingkah laku bunuh diri, lebih-lebih pada orang dewasa muda
Reaksi alergi yang gawat (ruam, gatal, bengkak)
Pasien perlu menghubungi penyedia layanan kebugaran terkecuali mengalami tanda-tanda yang gawat atau mengkhawatirkan.

Interaksi obat
Citalopram dapat berinteraksi dengan sebagian satu} obat dan zat, yang dapat meningkatkan risiko efek samping atau kurangi efektivitasnya. Interaksi utama meliputi:

SSRI atau SNRI lainnya
Inhibitor monoamine oksidase (MAOIs)
Obat pereda nyeri khusus (misalnya tramadol)
Pengencer darah (misalnya, warfarin)
St John’s Wort
Sangat perlu untuk memberi tahu penyedia layanan kebugaran Anda mengenai seluruh obat, suplemen, dan produk herbal yang Anda mengkonsumsi untuk jauhi potensi interaksi.

Manfaat Citalopram
Citalopram menawarkan sebagian satu} keuntungan klinis dan praktis:

Khasiat: Telah terbukti efektif kurangi tanda-tanda depresi dan kecemasan.
Tolerabilitas: Banyak pasien mentoleransi Citalopram dengan baik, dengan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan antidepresan lainnya.
Dosis sekali sehari: Kenyamanan dosis tunggal harian dapat meningkatkan kepatuhan pada pengobatan.
Penggunaan jangka panjang: Citalopram dapat digunakan dengan aman untuk jangka sementara panjang, membuatnya cocok untuk keadaan kronis.
Kontraindikasi Citalopram
Orang-orang khusus perlu jauhi pemanfaatan Citalopram, termasuk:

Mereka yang diketahui memiliki alergi pada Citalopram atau salah satu komponennya.
Pasien yang mengkonsumsi MAOI atau telah mengonsumsinya didalam 14 hari terakhir.
Individu dengan riwayat interval QT yang memanjang atau keadaan jantung tertentu.
Wanita hamil atau menyusui perlu berkonsultasi dengan penyedia layanan kebugaran sebelum akan memanfaatkan Citalopram, karena dapat mengakibatkan risiko pada janin atau bayi.

Citalopram: Manfaat, Dosis

Citalopram digunakan untuk mengobati depresi. Obat ini dapat menambah energi dan perasaan bahagia Anda. Citalopram dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) atau style obat yang lazim diresepkan untuk mengobati depresi. Obat ini bekerja bersama dengan menunjang mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu (serotonin) di di dalam otak.

Cara pakai Citalopram HBR
Baca Panduan Obat dan, kalau tersedia, Brosur Informasi Pasien yang disediakan oleh apoteker Anda sebelum saat Anda mulai meminum citalopram dan tiap-tiap kali Anda belanja mengisi ulang. Jika Anda memiliki pertanyaan, tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda.

Minum obat ini bersama dengan atau tanpa makanan layaknya yang diarahkan oleh dokter Anda, biasanya sekali sehari di pagi atau sore hari. Dosis ditentukan berdasarkan suasana medis Anda, respons pada perawatan, usia, kontrol laboratorium, dan obat lain yang barangkali Anda pakai.

Pastikan untuk berikan memahami dokter dan apoteker Anda mengenai seluruh produk yang Anda pakai (termasuk obat resep, obat non resep, dan produk herbal). Dosis maksimum untuk citalopram adalah 40 miligram per hari.

Jika Anda pakai wujud cair obat ini, hati-hati mengukur dosis pakai sendok ukur khusus. Jangan pakai sendok biasa di tempat tinggal gara-gara Anda barangkali tidak beroleh dosis yang tepat.

Untuk kurangi risiko dampak samping, dokter barangkali mengarahkan Anda untuk mulai konsumsi obat ini bersama dengan dosis rendah dan secara bertahap menambah dosis Anda.

Ikuti instruksi dokter Anda bersama dengan cermat. Jangan menambah dosis atau pakai obat ini lebih sering atau lebih lama dari yang ditentukan. Kondisi Anda tidak dapat membaik lebih cepat, dan risiko dampak samping Anda dapat meningkat.

Minum obat ini secara tertib agar tubuh dapat menyerap fungsi obat lebih banyak. Untuk menunjang Anda mengingat, minum pada selagi yang sama tiap-tiap hari.

Sangat mutlak untuk terus minum obat ini walau Anda mulai sehat. Jangan berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi bersama dengan dokter Anda. Beberapa suasana dapat jadi lebih tidak baik kala obat ini tiba-tiba dihentikan.

Selain itu, Anda barangkali dapat mengalami gejala layaknya perubahan suasana hati, sakit kepala, kelelahan, perubahan tidur, dan perasaan sesaat yang sama bersama dengan sengatan listrik.

Untuk menghambat gejala-gejala ini kala Anda menghentikan pengobatan bersama dengan obat ini, dokter Anda dapat kurangi dosis Anda secara bertahap. Konsultasikan bersama dengan dokter atau apoteker untuk info lebih lanjut. Segera laporkan kalau terlihat gejala baru atau gejala pada mulanya memburuk.

Diperlukan 1 hingga 4 minggu untuk merasakan fungsi obat ini dan hingga {beberapa|sebagian|lebih dari satu} minggu sebelum saat tubuh Anda menyerap fungsi obat ini sepenuhnya.

Hubungi dokter Anda kalau suasana Anda tidak membaik atau lebih-lebih memburuk.

Efek Samping
Lihat juga bagian Peringatan dan Tindakan Pencegahan.

Dapat berlangsung mual, mulut kering, kehilangan nafsu makan, kelelahan, kantuk, berkeringat, penglihatan kabur, dan menguap. Jika salah satu dari dampak ini bertahan atau memburuk, langsung hubungi dokter atau apoteker.

Ingat bahwa dokter meresepkan obat ini gara-gara menilai bahwa manfaatnya bagi Anda lebih besar daripada risiko dampak samping. Banyak orang yang pakai obat ini tidak memiliki dampak samping yang serius.

Segera hubungi dokter kalau Anda mengalami dampak samping serius, termasuk: gemetar (tremor), penurunan minat di dalam seks, perubahan kekuatan seksual, gampang memar/berdarah.

Segera hubungi pemberian medis kalau Anda mengalami dampak samping yang sangat serius, termasuk: pingsan, detak jantung yang cepat/tidak teratur, tinja hitam, muntah yang terlihat layaknya bubuk kopi, kejang, mata sakit/bengkak/kemerahan, pupil mata yang melebar, perubahan penglihatan (seperti melihat pelangi di sekitar lampu selagi malam hari).

Obat ini dapat menambah serotonin dan jarang menyebabkan suasana yang sangat nyata-nyata yang disebut sindrom/keracunan serotonin. Risiko meningkat kalau Anda juga pakai obat lain yang menambah serotonin, jadi beri memahami dokter atau apoteker seluruh obat yang Anda minum (lihat bagian Interaksi Obat). Segera hubungi pemberian medis kalau Anda mengalami {beberapa|sebagian|lebih dari satu} gejala berikut: detak jantung cepat, halusinasi, hilang arah, pusing parah, mual/muntah/diare parah, otot berkedut, demam yang tidak biasa, gugup/kegelisahan yang tidak biasa.

Terkadang, pria mengalami ereksi yang menyakitkan atau berkelanjutan yang berlangsung sepanjang 4 jam atau lebih. Jika ini terjadi, hentikan pemakaian obat ini dan langsung hubungi pemberian medis, atau kasus permanen dapat terjadi.

Reaksi alergi yang sangat nyata-nyata pada obat ini jarang terjadi. Namun, langsung hubungi pemberian medis kalau Anda mengalami gejala-gejala reaksi alergi serius, termasuk: ruam, gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan), pusing parah, kesusahan bernapas.

Ini bukan daftar lengkap barangkali dampak samping. Jika Anda menemukan dampak lain yang tidak tercantum di atas, hubungi dokter atau apoteker Anda.

Di Amerika – Hubungi dokter untuk nasihat medis mengenai dampak samping. Anda dapat melaporkan dampak samping ke FDA di 1-800-FDA-1088 atau di www.fda.gov/medwatch.

Di Kanada – Hubungi dokter untuk nasihat medis mengenai dampak samping. Anda dapat melaporkan dampak samping ke Health Canada di 1-866-234-2345

Peringatan Escitalopram

Salah satu kontraindikasi escitalopram adalah ada riwayat hipersensitivitas pada escitalopram atau citalopram. Selain itu, pemanfaatan bersama dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) atau pertolongan didalam saat 14 hari setelah penghentian MAOI termasuk dikontraindikasikan. Peringatan yang termasuk perlu diperhatikan adalah naiknya risiko bunuh diri pada anak dan remaja yang memakai escitalopram.

Kontraindikasi

Escitalopram dikontraindikasikan pada pasien bersama dengan riwayat hipersensitivitas pada obat ini atau pada citalopram. Selain itu, escitalopram termasuk dikontraindikasikan bagi pasien yang sedang gunakan obat golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) dan pasien yang baru berhenti gunakan MAOI didalam saat 14 hari. Penggunaan escitalopram bersama dengan pimozide termasuk merupakan kontraindikasi.

Kontraindikasi relatif adalah risiko perpanjangan QT interval, yang diketahui dari riwayat keluarga bersama dengan sindrom QT, henti jantung mendadak, atau pemanfaatan bersamaan bersama dengan antipsikotik yang dapat menyebabkan perpanjangan interval QT.[1,5]

Peringatan

Penggunaan escitalopram berisiko menimbulkan bunuh diri pada orang umur <24 tahun dan berisiko menimbulkan sindrom serotonin sekiranya digunakan bersama dengan serotonergik lain.

Risiko Bunuh Diri

Penggunaan escitalopram dapat menambah risiko ide bunuh diri pada anak, remaja, dan orang berusia <24 tahun yang mengalami gangguan psikiatrik layaknya gangguan depresi berat. Escitalopram tidak boleh diberikan pada pasien <12 tahun.[2,5]

Presipitasi Episode Manik

Pada pasien bipolar, episode depresi barangkali merupakan gejala yang pertama muncul. Skrining ketat mesti dikerjakan sebelum saat gunakan escitalopram pada pasien bipolar gara-gara ada risiko presipitasi episode manik. Dokter sebaiknya memberi penstabil mood bersamaan bersama dengan antidepresan pada pasien bipolar.[5]

Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH)

Escitalopram dapat menyebabkan syndrome of inappropriate antidiuretic hormone yang diinduksi oleh selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), khususnya hiponatremia pada pasien umur lanjut. Gangguan ini berwujud reversibel dan akan hilang ketika escitalopram dihentikan.[1,5]

Sindrom Serotonin

Sindrom serotonin adalah situasi mengancam nyawa yang dapat berlangsung pada pemanfaatan SSRI termasuk escitalopram. Sindrom ini ditandai bersama dengan pergantian status mental (agitasi, halusinasi, dan delirium), gejala otonom (takikardia, diaforesis, dan pergantian suhu), gejala neuromuskular (tremor, rigiditas, dan mioklonus), kejang, dan gangguan gastrointestinal layaknya mual serta muntah.[1]

Penggunaan escitalopram bersama dengan bersama dengan MAOI, antipsikotik, dan agonis 5-HT1 dapat menambah risiko terjadinya sindrom serotonin yang mengancam nyawa. Oleh gara-gara itu, escitalopram dikontraindikasikan bagi pasien yang sedang gunakan MAOI dan pasien yang baru berhenti gunakan MAOI didalam saat 14 hari.[2]

Gangguan Kognitif

Penggunaan escitalopram dapat mengganggu kebolehan kognitif dan performa kerja, agar pengguna tidak dianjurkan untuk mengemudi atau lakukan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya. Sebelum bekerja, pasien yang mengkonsumsi escitalopram mesti percaya tidak tersedia gangguan kognitif dan kesadaran.[4,5]

Overdosis

Overdosis dari pemanfaatan escitalopram tunggal jarang dilaporkan. Gejala overdosis yang barangkali berlangsung adalah gejala sistem saraf pusat (pusing, tremor, agitasi, kejang, koma), gejala saluran cerna (mual dan muntah), gejala jantung (hipotensi, takikardia, perpanjangan QT interval, dan aritmia), serta ketidakseimbangan elektrolit.

Citalopram

Citalopram merupakan obat yang diresepkan untuk mengatasi depresi dan juga di dalam kelompok SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Obat ini bermanfaat menyesuaikan keseimbangan serotonin di otak yang dapat melakukan perbaikan mood dan menambah energi.

Golongan obat: Antidepresan SSRI Merek dagang: (informasi tidak ada di dalam teks asli)

Apa itu Citalopram?
Citalopram adalah obat yang mempunyai tujuan untuk pengobatan depresi dengan mekanisme sebagai penghambat selektif reuptake serotonin, yang mana bertugas untuk memulihkan keseimbangan serotonin di dalam otak, menghasilkan pengaruh peningkatan energi dan perasaan yang lebih baik.

Obat ini cuma ada lewat resep dokter dan hendaknya digunakan tepat layaknya yang diresepkan di dalam kondisi-kondisi medis yang sudah ditetapkan oleh profesional kesehatan.

Dosis Citalopram
Citalopram ada di dalam bentuk pill 20 mg. Dosis yang diberikan bukan pengganti nasihat medis, oleh karena itu tetap konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Dosis untuk Dewasa:

Depresi: Dimulai berasal dari 20 mg sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 40 mg.
Lansia: Dosis maksimal 20 mg sehari.
Dosis untuk Anak-Anak:

Usia 11 tahun ke atas: Dosis awal 10 mg sehari, dengan peningkatan yang barangkali hingga 40 mg.
Usia 12 hingga 18 tahun: Dosis awal 20 mg sehari, dengan barangkali peningkatan dosis hingga 40 mg.
Aturan Pakai Citalopram
Citalopram disita secara oral dapat dengan atau tanpa makanan, dan pertolongan awal umumnya diawali dengan dosis rendah yang sesudah itu bakal ditingkatkan secara bertahap. Konsisten meminum obat pada sementara yang mirip setiap hari dan jangan menghentikan pemakaian obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari pengaruh samping yang tidak diinginkan.

Efek Samping Citalopram
Berikut adalah {beberapa|sebagian|lebih berasal dari satu} pengaruh samping yang barangkali berjalan setelah mengonsumsi Citalopram:

Kelelahan dan kantuk
Insomnia
Mual ringan, diare, sakit perut, mulut kering
Hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, batuk
Berkeringat dan sering buang air kecil
Perubahan berat badan dan gairah seks
Kemungkinan terjadinya perubahan mood, kecemasan, hingga ide bunuh diri
Segera konsultasikan dengan dokter kalau pengaruh samping layaknya kekakuan otot, detak jantung tidak stabil, hingga kebingungan terjadi, atau jika mengalami gejala alergi berat layaknya pembengkakan muka atau ada problem bernapas.

Peringatan dan Perhatian sementara Pakai Citalopram
Perhatikan {beberapa|sebagian|lebih berasal dari satu} perihal sebelum akan memulai pemakaian Citalopram:

Sejarah alergi pada obat atau bahan lain
Penggunaan pada anak-anak belum didukung oleh penelitian yang memadai
Pada lansia, perhatikan risiko hyponatremia dan penyesuaian dosis
Konsultasi dengan dokter jika sedang hamil atau menyusui
Ketahui juga suasana kesehatan yang dapat berinteraksi dengan pemakaian Citalopram, kalau masalah mood bipolar, glaukoma, hiponatremia, hingga penyakit hati.

Efek Citalopram untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Citalopram juga di dalam kategori risiko kehamilan C menurut US Food plus Drugs Administration (FDA), di mana risikonya belum diketahui sepenuhnya. Maka perlu untuk tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum akan mengambil keputusan untuk mengfungsikan Citalopram sepanjang hamil atau sementara menyusui.

Citalopram

Pambuka: Apa Citalopram?
Citalopram minangka obat resep sing utamané digunakake kanggo nambani depresi. Iki kalebu kelas obat sing dikenal minangka inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRIs). Kanthi nambah tingkat serotonin ing otak, Citalopram mbantu nambah swasana ati, nyuda kuatir, lan ningkatake kesejahteraan emosional sakabèhé. Biasane diwènèhaké kanggo kelainan depresi utama lan diakoni kanggo efektifitas lan profil efek sisih sing relatif sarujuk.

Panganggone Citalopram
Citalopram utamane disetujoni kanggo perawatan gangguan depresi utama (MDD) ing wong diwasa. Bisa uga digunakake off-label kanggo macem-macem kahanan, kalebu:

Kelainan cemas umum (GAD)
Panic disorder
Kelainan obsesif-kompulsif (OCD)
Kelainan cemas sosial
Gangguan Stress Pasca Trauma (PTSD)
Pangobatan kasebut asring dipilih amarga kekuatan kanggo nyuda tanda-tanda depresi lan kuatir, dadi pilihan serbaguna ing perawatan kesehatan mental.

Cara kerjane
Citalopram dianggo kanthi selektif nyandhet reuptake serotonin, neurotransmitter sing nduwe peran penting ing regulasi swasana ati. Ing makna sing luwih prasaja, mbantu njaga tingkat serotonin sing luwih dhuwur ing otak, sing sanggup ningkatake swasana ati lan nyuda rasa kuwatir. Kanthi nyegah serotonin supaya ora diserap maneh kanthi cepet, Citalopram ngidini luwih akeh serotonin kasedhiya kanggo ngirim tanda antarane sel saraf, nyumbang kanggo kahanan emosi sing luwih seimbang.

Dosis lan Administrasi
Dosis standar Citalopram beda-beda gumantung saka kabutuhan individu lan kondisi sing diobati.

Wong diwasa: Dosis wiwitan sing khas yaiku 20 mg sapisan dina, sing sanggup disempurnakan nganti maksimal 40 mg saben dina adhedhasar wejangan dokter lan respon pasien.
Pasien Anak: Kanggo bocah-bocah umur 12 nganti 17, dosis wiwitan biasane 10 mg sapisan dina, sing sanggup disempurnakan nganti maksimal 40 mg saben dina.
Citalopram kasedhiya ing bentuk tablet lan dijupuk kanthi lisan, kanthi utawa tanpa panganan. Penting kanggo njupuk obat ing wektu sing padha saben dina kanggo njaga tingkat berkelanjutan ing aliran getih.

Efek sisih Citalopram
Kaya kabeh obat, Citalopram sanggup nyebabake efek samping. Efek samping sing umum kalebu:

Mual
Garing tutuk
Ngantuk utawa lemes
insomnia
sweating
Dysfunction seksual
Efek samping sing serius, sanajan kurang umum, sanggup uga kalebu:

Sindrom serotonin (gejala kalebu kebingungan, detak jantung sing cepet, lan tekanan darah tinggi)
Pikiran utawa tingkah laku suicidal, utamané ing wong diwasa enom
Reaksi alergi gawat (ruam, gatal, bengkak)
Pasien kudu ngubungi panyedhiya kesehatan yen ngalami tanda-tanda sing abot utawa kuwatir.

Citalopram: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Citalopram Obat Apa? Citalopram adalah obat antidepresan yang digunakan untuk menangani kasus psikologis berwujud stres, depresi, dan masalah ketakutan (anxiety disorder). Obat ini punya kandungan citalopram hydrobromide. Obat ini terhitung golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang bekerja bersama langkah mencegah penyerapan serotonin di didalam otak. Mekanisme kerja demikianlah bakal menciptakan dampak rileks terhadap mereka yang sedang dilanda stres, depresi, maupun masalah kecemasan. Fungsi Obat Citalopram Fungsi obat Citalopram digunakan untuk menangani lebih {dari satu} masalah mental berikut: Mengatasi stres. Mengatasi depresi. Mengatasi masalah kecemasan. Pastikan untuk pakai obat ini sesuai bersama peruntukannya. Hal ini sebab pemakaian obat yang tidak pas berisiko mengakibatkan reaksi tubuh yang mampu saja berbahaya. Dosis Obat Citalopram Citalopram ada didalam sediaan tablet. Obat ini masuk ke didalam kategori obat keras bermakna penggunaannya kudu bersama resep dokter. Berikut ketetapan dosis umum untuk obat Citalopram: Dosis untuk stres dan depresi: Dewasa: Dosis awal 20 mg sehari. Dosis mampu ditingkatkan hingga 40 mg/hari sesudah 1 minggu pemakaian. Lansia: Dosis awal 10 mg sehari. Dosis maksimal 20 mg. Dosis untuk masalah kecemasan: Dewasa: Dosis awal 10 mg sehari. Dosis mampu ditingkatkan hingga 20 mg/hari sesudah 1 minggu pemakaian. Lansia: Dosis awal 10 mg sehari. Dosis maksimal 20 mg. Informasi dosis ini tidak mampu dijadikan acuan sebab dosis yang pas untuk tiap-tiap orang kemungkinan saja berbeda. Jadi pastikan untuk pakai obat sesuai bersama ketetapan yang tercantum terhadap kemasan atau anjuran berasal dari dokter manfaat hindari berlebihan pemakaian (overdosis) yang kemungkinan saja mampu berdampak jelek bagi tubuh Anda. Petunjuk Penggunaan Obat Citalopram Gunakan obat ini bersama benar supaya efektivitasnya menjadi dan untuk hindari hal-hal yang tidak di inginkan layaknya dampak samping dan overdosis. Berikut ini adalah anjuran atau langkah pakai obat Citalopram yang kudu Anda ketahui: Sebelum mengonsumsinya, pastikan obat didalam kondisi baik berasal dari faktor kemasan maupun fisik obat itu sendiri. Minumlah obat sesuai bersama dosis yang direkomendasi dokter. Gunakan obat ini secara tertata di rentang selagi yang serupa tiap-tiap harinya, yaitu tiap-tiap 24 jam sekali (untuk dosis 1 kali sehari). Tentukan jadwal pemakaian obat dan laksanakan tiap-tiap hari secara konsisten. Apabila lupa konsumsi obat terhadap jadwal yang telah ditentukan, langsung pakai dikala ingat (berlaku kecuali jarak bersama jadwal pemakaian obat selanjutnya tetap jauh, jikalau 20 jam lagi). Hindari pemakaian obat melebihi dosis sebagai pengganti jadwal yang terlewat. Imbangi pemakaian obat ini bersama minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup. Jika didalam kurun selagi lebih {dari satu} minggu (penggunaan maksimal yang disarankan) kondisi Anda tidak kunjung membaik, langsung periksakan diri Anda ke dokter manfaat ditunaikan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari mengerti penyebab serta langkah medis apa yang selanjutnya kudu diambil. Petunjuk Penyimpanan Obat Citalopram Simpan obat ini di daerah yang benar supaya mutu obat tetap terjaga dan melindungi obat ini berasal dari kerusakan. Berikut adalah anjuran penyimpanan obat yang kudu Anda terapkan: Simpan obat ini di daerah bersuhu 15-25 derajat Celcius. Hindari menyimpan obat di daerah lembap atau basah. Hindari menyimpan obat di daerah yang terpapar cahaya matahari langsung. Jauhkan obat berasal dari pandangan atau jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Sebaiknya langsung buang obat jikalau telah memasuki era kedaluwarsa. Jangan buang obat asal-asalan sebab bakal mencemari lingkungan. Tanyakan terhadap dokter atau apoteker mengenai pembuangan obat ini. Efek Samping Obat Citalopram Obat Citalopram mampu mengakibatkan dampak samping layaknya obat lain terhadap umumnya. Gejala dampak samping berkisar berasal dari yang enteng hingga serius. Efek samping obat yang kemungkinan berjalan berikut di antaranya: Rasa kantuk. Perasaan lelah. Masalah tidur (insomnia). Mual ringan. Diare. Sakit perut. Mulut kering. Gejala flu layaknya hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, dan batuk. Peningkatan keringat atau buang air kecil, Perubahan berat badan. Penurunan gairah seks, impotensi, atau sulitnya mengalami orgasme. Reaksi alergi. Gejala dampak samping ini umumnya bakal mereda sesudah lebih {dari satu} saat. Namun, jikalau gejala yang dirasakan tidak kunjung mereda sebaiknya langsung mengunjungi dokter manfaat ditunaikan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter kemungkinan bakal memilih apakah kemunculan gejala berikut terkait bersama pemakaian obat atau bukan. Jika ya, dokter bakal merekomendasikan Anda untuk menghentikan pemakaian obat dan mencarikan obat alternatif yang lebih aman untuk Anda.

Apa Citalopram Itu?

Cara Kerja Obat
Citalopram merupakan obat antidepresan golongan SSRI yang bekerja sesuaikan jumlah serotonin.

Efek Samping
Selain miliki dampak yang diinginkan, citalopram miliki berasal dari satu} dampak samping yang tidak diinginkan, seperti gangguan mengingat dan konsentrasi, sakit kepala, mengantuk, mulut kering, keringat bertambah, kram, mual, diare, nafsu makan meningkat, detak jantung lebih cepat, gemetar, gangguan tidur, gejala pilek, dan juga ada masalah mengalami orgasme.

Pemakaian Obat

1) Ikuti seluruh aturan sesuai panduan dokter atau yang tertera terhadap label.
2) Jangan mengfungsikan citalopram kalau di dalam 14 hari sebelumnya Kamu mengfungsikan obat golongan MAOI, seperti isokarboksazid, linezolid, injeksi metilen blue, fenelzine, rasagiline, selegiline, dan tranilsipromin.
3) Jangan mengfungsikan obat ini terhadap anak di bawah 18 tahun.
4) Wanita hamil yang mengfungsikan obat ini dapat terkena gangguan paru-paru dan komplikasi lainnya, sehingga jangan mengawali dan berhenti mengfungsikan obat ini selama masa hamil tanpa persetujuan dokter.
5) Simpan di dalam suhu kamar, menjauhi lembap dan panas.

Dosis
Sediaan oral, dewasa:
1) Untuk menyembuhkan depresi dan depresi fase gangguan bipolar, dosis awal 20 mg/hari, lantas dapat ditingkatkan jadi 40 mg/hari setelah 1 minggu.
2) Untuk mengatasi gangguan kegelisahan atau panik, dosis awal 10 mg/hari lantas ditingkatkan jadi 20 mg/hari setelah 1 minggu.

Interaksi

1) Citalopram menambah dampak antikoagulan bersama adanya obat warfarin.
2) Citalopram menambah risiko hipomania bersama adanya sibutramin.
3) Citalopram menambah penurunan dampak kejang bersama adanya obat golongan TCA dan SSRI.
4) Citalopram berpotensi secara fatal menambah dampak samping bersama adanya obat MAOI.
5) Citalopram memperpanjang interval QT bersama adanya obat QT prolonging (pimozide, quinidine, procainamide, chlorpromazine, thioridazine, amiodarone, sotalol, moxifloxacin, pentamidine, levomethadyl, methadone).

Dokter harus berhati-hati di dalam mengfungsikan antidepresan terhadap penanganan insomnia. Hal ini dikarenakan berasal dari satu} antidepresan justru dapat memperparah gejala insomnia. Bukti ilmiah yang ada untuk mendukung pemanfaatan antidepresan sedatif terhadap insomnia terhitung masih amat terbatas.

Hingga saat artikel ini ditulis, doxepin masih jadi salah satu obat antidepresan yang disetujui penggunaannya untuk insomnia. Pedoman klinis untuk penanganan insomnia sendiri masih berfokus terhadap terapi nonfarmakologis, seperti cognitive behavioral therapy dan sleep hygiene.

Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan Citalopram

Obat antidepresan layaknya trazodone dan doxepin kerap digunakan untuk pengobatan insomnia. Hal ini karena beragam obat antidepresan punyai pengaruh sedasi yang mampu membantu meredakan tanda-tanda insomnia.

Pasien bersama depresi juga kerap tunjukkan abnormalitas pola tidur didalam semua spektrum, juga perpanjangan latensi tidur, peningkatan kuantitas dan durasi bangun dari tidur, penurunan efisiensi tidur, serta bangun dari tidur terlampau pagi. Keluhan insomnia sudah dilaporkan ada pada 60-90% pasien bersama depresi. Dalam belajar STAR*D (Sequenced Treatment Alternatives to Relieve Depression) dilaporkan bahwa mid nocturnal insomnia adalah tanda-tanda sisa depresi yang paling banyak ditemukan, yakni pada 79% pasien.

Di lain pihak, problem tidur pada pasien depresi juga sudah dilaporkan menyusut sejalan perbaikan tanda-tanda depresi, lebih-lebih jikalau perbaikan klinis tentang bersama meningkatnya minat dan kesenangan didalam aktivitas sehari-hari. Peningkatan aktivitas fisik di pagi dan siang hari mampu tingkatkan keperluan tidur, agar kedalaman dan durasi tidur ikut membaik.

Pengaruh Antidepresan Terhadap Pola Tidur

Beberapa kelas obat antidepresan mampu mengganggu mutu tidur, lebih-lebih golongan obat yang bekerja melalui mekanisme aktivasi reseptor 5-HT2 serotonergik serta meningkatnya neurotransmisi noradrenergik dan dopaminergik. Jenis kelas obat berikut di antaranya serotonin plus norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) layaknya duloxetine, norepinephrine reuptake inhibitor (NRI) layaknya reboxetine, monoamine oxidase inhibitor (MAOI) layaknya selegiline, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) layaknya sertraline, dan antidepresan trisiklik (TCA) layaknya desipramine.

Sebaliknya, antidepresan bersama mekanisme aksi antihistaminergik, layaknya sedating TCA, mirtazapine, mianserine, atau obat bersama aksi antagonis yang kuat pada reseptor 5-HT2 serotonergik layaknya trazodone dan nefazodone, mampu tingkatkan mutu tidur. Beberapa pasien tunjukkan peningkatan mutu tidur langsung sehabis dosis obat pertama, lebih-lebih jikalau obat punyai onset aksi yang cepat layaknya pada pemakaian mirtazapine.

Obat Antidepresan didalam Pengobatan Insomnia

Insomnia merupakan ketidakpuasan bersama kuantitas atau mutu tidur yang terkait bersama ada masalah mengawali tidur, menjaga tidur, kembali tidur sehabis bangun pagi, atau kombinasinya. Kriteria diagnosis untuk problem insomnia mensyaratkan bahwa tanda-tanda tidur membawa dampak penderitaan atau problem faedah yang berarti secara klinis dan berjalan kendati memadai kesempatan untuk tidur, serta dialami secara kritis (minimal 3 malam per minggu selama sekurang-kurangnya 3 bulan).

Pertanyaan Umum Tentang Penggunaan Citalopram

Bolehkah saya manfaatkan Citalopram sepanjang kehamilan?
Penggunaan Citalopram sepanjang kehamilan kudu dijalankan dengan hati-hati dan hanya kecuali manfaatnya melebihi risiko potensial. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat ini sepanjang kehamilan.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Citalopram pada trimester pertama kehamilan
Pada trimester pertama kehamilan, pemanfaatan Citalopram sanggup menambah risiko kelainan lahir. Oleh dikarenakan itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat ini.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Citalopram pada trimester ke-2 kehamilan
Pada trimester ke-2 kehamilan, pemanfaatan Citalopram kudu dijalankan dengan hati-hati dan hanya kecuali manfaatnya melebihi risiko potensial. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat ini.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Citalopram pada trimester ketiga kehamilan
Pada trimester ketiga kehamilan, pemanfaatan Citalopram sanggup menambah risiko komplikasi pada bayi baru lahir. Oleh dikarenakan itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat ini.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Bolehkah saya manfaatkan Citalopram setelah melahirkan?
Citalopram sanggup digunakan setelah melahirkan, tetapi kecuali Anda menyusui, obat ini sanggup masuk ke di dalam ASI dan berpotensi merubah bayi. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat ini.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Apakah saya kudu berkonsultasi dengan dokter untuk mengkonsumsi Citalopram sepanjang kehamilan?
Ya, Anda kudu senantiasa berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum akan manfaatkan obat apa pun sepanjang kehamilan, juga Citalopram.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Apakah pemanfaatan Citalopram sepanjang kehamilan berpotensi berbahaya?
Penggunaan Citalopram sepanjang kehamilan sanggup menambah risiko beberapa satu} komplikasi, juga kelainan lahir dan komplikasi pada bayi baru lahir. Oleh dikarenakan itu, obat ini kudu digunakan dengan hati-hati sepanjang kehamilan.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil. Pelajari lebih lanjut

Berapa dosis aman Citalopram sepanjang kehamilan?
Dosis Citalopram yang aman sepanjang kehamilan sanggup banyak ragam bergantung pada suasana kesehatan Anda dan tingkat keparahan gejala Anda. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda untuk memilih dosis yang tepat.

Psst, kita memiliki aplikasi tertentu untuk ibu hamil.

Info Penting Citalopram

Jangan memakai citalopram kecuali Anda sudah memakai inhibitor MAO dalam 14 hari terakhir. Interaksi obat yang berbahaya mampu terjadi. Obat inhibitor MAO meliputi furazolidon, isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegiline, dan tranylcypromine. Sebelum menyita citalopram, beritahu dokter Anda kecuali Anda memiliki gangguan irama jantung, riwayat spesial atau keluarga bersama dengan sindrom Long QT, atau ketidakseimbangan elektrolit (seperti takaran potasium atau magnesium dalam darah Anda rendah). Beritahu dokter Anda tentang semua obat lain yang Anda gunakan. Ada banyak obat lain yang mampu meningkatkan risiko persoalan irama jantung kecuali Anda menggunakannya seiring bersama dengan citalopram. Beberapa anak muda memiliki pemikiran tentang bunuh diri kala pertama kali Mengenakan antidepresan. Dokter Anda harus memeriksa kemajuan Anda kala kunjungan teratur kala Anda memakai citalopram. Keluarga Anda atau pengasuh lainnya juga harus waspada pada pergantian mood atau gejala Anda. Laporkan gejala baru atau memburuk ke dokter Anda, seperti: pergantian mood atau perilaku, kecemasan, serangan panik, persoalan tidur, atau kecuali Anda jadi impulsif, ringan tersinggung, gelisah, tabiat bermusuhan, agresif, gelisah, hiperaktif (secara mental atau fisik), depresi, atau memiliki pikiran tentang bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Beritahu dokter Anda langsung kecuali Anda hamil kala minum obat ini. Jangan jadi atau berhenti minum citalopram sepanjang kehamilan tanpa arahan dokter. Apa yang harus aku diskusikan bersama dengan penyedia sarana kesegaran sebelum minum citalopram (Celexa)? Anda sebaiknya tidak memakai citalopram kecuali Anda alergi terhadapnya, atau kecuali Anda juga memakai pimozide. Jangan memakai citalopram kecuali Anda sudah memakai inhibitor MAO dalam 14 hari terakhir. Interaksi obat yang berbahaya mampu terjadi. Inhibitor MAO meliputi furazolidon, isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegiline, dan tranylcypromine. Untuk meyakinkan citalopram aman untuk Anda, beritahu dokter Anda kecuali Anda mengalami: Gangguan pendarahan atau pembekuan darah Penyakit hati atau ginjal Kejang atau epilepsi Penyakit jantung, gagal jantung, gangguan irama jantung, detak jantung yang lambat, atau riwayat serangan jantung baru-baru ini Riwayat spesial atau keluarga bersama dengan sindrom Long QT Ketidakseimbangan elektrolit (seperti takaran potassium atau magnesium dalam darah Anda rendah) Gangguan bipolar (manik depresi) Riwayat penyalahgunaan obat terlarang atau pikiran untuk bunuh diri Jika Anda diobati bersama dengan injeksi metilen-blue

Impact of the antidepressant citalopram

Background
Over the last two decades, there has been a constant increase in prescription rates of antidepressants. In parallel, neuroactive pharmaceuticals are making their way into aquatic environments at increasing concentrations. Among the antidepressants detected in the environment citalopram, a selective serotonin reuptake inhibitor, is one of the most commonly found. Given citalopram is specifically designed to alter mood and behaviour in humans, there is growing concern it can adversely affect the behaviour on non-target wildlife

Methods
In our study, brown trout were exposed to citalopram (nominal concentrations: 1, 10, 100, 1000 µg/L) in two different life stages. Larvae were exposed at 7 and 11 °C from the eyed ova stage until 8 weeks post yolk sac consumption, and juvenile brown trout were exposed for 4 weeks at 7 °C. At both stages we measured mortality, weight, length, tissue citalopram concentration, behaviour during exposure and behaviour in a stressfull environment. For brown trout larvae additionally hatching rate and heart rate, and for juvenile brown trout the tissue cortisol concentration were assessed.

Results
During the exposure, both larvae and juvenile fish exposed to the highest test concentration of citalopram (1 mg/L) had higher swimming activity and spent longer in the upper part of the aquaria compared to control fish, which is an indicator for decreased anxiety. Most probably due to the higher swimming activity during the exposure, the juveniles and larvae exposed to 1 mg/L citalopram showed decreased weight and length. Additionally, in a stressful artificial swimming measurement device, brown trout larvae displayed the anxiolytic effect of the antidepressant by reduced swimming activity during this stress situation, already at concentrations of 100 µg/L citalopram. Chemical analysis of the tissue revealed rising citalopram tissue concentrations with rising exposure concentrations. Tissue concentrations were 10 times higher in juvenile fish compared to brown trout larvae. Fish plasma concentrations were calculated, which exceeded human therapeutic levels for the highest exposure concentration, matching the behavioural results. Developmental parameters like hatching rate and heart rate, as well as mortality and tissue cortisol content were unaffected by the antidepressant. Overall, we could trace the pharmacological mode of action of the antidepressant citalopram in the non-target organism brown trout in two different life stages.

Gene expression biomarkers of response to citalopram

Abstract
There is significant variability in antidepressant treatment outcome, with ∼30–40% of patients with major depressive disorder (MDD) not presenting with adequate response even following several trials. To identify potential biomarkers of response, we investigated peripheral gene expression patterns of response to antidepressant treatment in MDD. We did this using Affymetrix HG-U133 Plus2 microarrays in blood samples, from untreated individuals with MDD (N=63) ascertained at a community outpatient clinic, pre plus post 8-week treatment with citalopram, plus used a regression type to assess the impact of gene expression differences on antidepressant response. We carried out technical validation of significant probesets by quantitative reverse transcriptase PCR plus conducted central nervous system follow-up of the most significant result in post-mortem brain samples from 15 subjects who died during a current MDD episode plus 11 sudden-death controls. A keseluruhan of 32 probesets were differentially expressed according to response to citalopram treatment following false discovery rate correction. Interferon regulatory factor 7 (IRF7) was the most significant differentially expressed gene plus its expression was upregulated by citalopram treatment in individuals who responded to treatment. We found these results to be concordant with our observation of decreased expression of IRF7 in the prefrontal cortex of MDDs with negative toxicological evidence for antidepressant treatment at the time of death. These findings point to IRF7 as a gene of interest in studies investigating genomic factors associated with antidepressant response.

Keywords: antidepressants, biomarkers, peripheral gene expression, pharmacogenomics, post-mortem brain gene expression

Introduction
Major depressive disorder (MDD) is a debilitating plus chronic condition that affects between 5 plus 10% of the general population.1 The treatment of MDD includes a variety of biopsychosocial approaches, but in frontline medical practice, it is primarily based on pharmacological interventions, commonly with an initial prescription of a serotonin selective reuptake inhibitor antidepressant.2, 3, 4, 5 Although antidepressants are generally effective, plus in spite of a growing number of different types plus classes, there is significant variability in antidepressant treatment outcome. Almost 60% of patients do not recover following a single antidepressant trial,6 plus 30 to 40% of patients do not present with an adequate response following several trials.2, 4, 5 The failure to respond has important individual, economic plus social consequences for both patients plus their families.

Perhatikan Efek Samping Konsumsi Citalopram

obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat ini bekerja dengan cara menyeimbangkan persentase senyawa kimia alami di didalam otak yang disebut neurotransmitter, sehingga bisa meredakan keluhan dan membantu memperbaiki keadaan hati dan emosi.

Peningkatan persentase neurotransmiter termasuk bisa mengganggu sinyal rasa sakit yang dikirim oleh saraf, yang bisa saja menyatakan mengapa lebih {dari satu} antidepresan bisa membantu meredakan rasa sakit jangka panjang.Mengutip dari laman NHS Inform, The Royal College of Psikiater memperkirakan bahwa 50-65 persen dari orang yang diobati dengan antidepresan untuk depresi bakal menyatakan peningkatan, dibandingkan dengan 25-30 persen dari mereka yang kenakan pil plasebo.

Antidepresan kebanyakan diminum sepanjang kira-kira 7 hari tanpa melepaskan satu dosis. Pengguna dikehendaki untuk berhenti mengonsumsi antidepresan selagi memperoleh lebih {dari satu} efek samping ringan sejak dini, kendati efek ini kebanyakan hilang dengan cepat.

Antidepresan terbagi atas lebih {dari satu} jenis, di antaranya yaitu:

  1. Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI)

SSRI adalah jenis antidepresan yang paling banyak diresepkan. Obat ini kebanyakan lebih disukai daripada antidepresan lain, karena menyebabkan lebih sedikit efek samping. Overdosis termasuk cenderung tidak serius.

Fluoxetine adalah jenis SSRI yang paling tenar yang dijual dengan brand dagang Prozac. SSRI lainnya termasuk citalopram (Cipramil), paroxetine (Seroxat) dan sertraline (Lustral).

  1. Serotonin-noradrenalin reuptake inhibitor (SNRI)

SNRI serupa dengan SSRI. Obat ini dirancang untuk jadi antidepresan yang lebih efektif daripada SSRI. Namun, bukti bahwa SNRI lebih efektif didalam menyembuhkan depresi pun tidak pasti. Contoh SNRI adalah duloxetine (Cymbalta dan Yentreve) dan venlafaxine (Efexor).

  1. Noradrenalin dan antidepresan serotonergik khusus (NASSAs)

NASSA bisa saja efektif untuk lebih {dari satu} orang yang tidak bisa gunakan SSRI. Efek samping NASSA serupa dengan SSRI, tetapi diakui menyebabkan lebih sedikit masalah seksual. Namun, obat ini termasuk bisa menyebabkan lebih banyak kantuk terhadap awalnya. NASSA utama yang diresepkan di Inggris adalah mirtazapine (Zispin).

  1. Antidepresan trisiklik (TCA)

TCA adalah jenis antidepresan yang lebih tua. Obat ini kebanyakan tidak lagi direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk depresi karena bisa lebih beresiko terkecuali terjadi overdosis. Obat ini termasuk menyebabkan efek samping yang lebih dibandingkan SSRI dan SNRI. Namun TCA bisa direkomendasikan untuk keadaan kesegaran mental lainnya, layaknya OCD dan problem bipolar.

Citalopram Apakah aman selama masa kehamilan?

Penggunaan antidepresan selama kehamilan bisa mengundang efek pada bayi , tapi berhenti menggunakannya barangkali bisa memberi efek pada sang ibu. Temukan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan seputar antidepresan dan kehamilan.

Antidepresan merupakan langkah pertama penanganan untuk hampir semua model depresi. Antidepresan bisa menunjang meredakan tanda-tanda depresi. Tetapi lain halnya jika kamu hamil atau sedang perhitungkan untuk hamil. Ini adalah apa yang kamu perlu tau mengenai antidepresan dan kehamilan.

Bagaimana kehamilan memengaruhi depresi?

Hormon kehamilan pernah diakui memelihara perempuan dari depresi, tapi peneliti sekarang berpikiran itu tidak benar. Faktanya adalah 10 prosen dari perempuan depresi selama kehamilan. Meski kehamilan tidak mengakibatkan depresi lebih parah, kehamilan sering kali mengakibatkan pergantian emosi yang kadang lebih sulit diatasi daripada depresi.

Apakah Antidepresan merupakan pilihan selama kehamilan?

Sedikit penyembuhan yang terbukti aman digunakan selama kehamilan. Meskipun {beberapa|sebagian|lebih dari satu} antidepresan tidak dihubungkan bersama dengan efek peningkatan cacat lahir atau pertumbuhan yang terganggu, juga fluoxetine (Prozac, Sarafem, lainnya), sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin) . Dengan penelitian lebih lanjut lebih banyak mengenai obat antidepresi, risiko dan keuntungan memakai obat selama kehamilan perlu ditimbang bersama dengan cermat.

Apakah {beberapa|sebagian|lebih dari satu} model antidepresan lebih aman dari lainnya?

Sejauh ini, bupropion (Wellbutrin) tidak dihubungkan bersama dengan efek pertumbuhan bayi. Tetapi peneliti sudah mengidentifikasi berbagai efek bersama dengan berbagai antidepresan. Contohnya:
Paxil. Paroxetine (Paxil) sudah dikaitkan bersama dengan rusaknya jantung bawaan kala digunakan selama tiga bulan pertama masa kehamilan.
Inhibitor Reuptake Selektif Serotonin lain (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs). Penggunaan SSRI – juga citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) dan sertraline (Zoloft) – di sedang hingga akhir kehamilan bisa meningkatkan efek yang jarang tapi serius yaitu masalah paru-paru yang disebut persistent pulmonary hipertensi dari bayi yang baru lahir. Kondisi ini timbul kala proses sirkulasi dari bayi yang baru lahir tidak beradaptasi untuk bernafas diluar rahim.
Antidepresan trisiklik. Antidepresan ini? juga amitriptilin dan nortriptilin (Aventyl, Pamelor) – biasanya are generally discouraged during pregnancy in favor of newer, more effective medications. Resiko potensial dari antidepresan trisiklik pada bayi juga rusaknya dari proses syaraf pusat, cacat atau pertumbuhan yang terganggu.
Apakah ada efek lain untuk bayi?

Bila kamu memakai antidepresan SSRI selama kehamilan atau selama tri semester ketiga, bayi kamu mungkina bakal mengalami tanda-tanda kala ? juga kejang, masalah pencernaan, tidur yang terganggu dan tangisan yang terlalu keras.

Apa yang berjalan jika perempuan menghentikan penggunaan antidepresi selama kehamilan?

Bila kamu berhenti memakai antidepresi selama kehamilan, efek depresi barangkali bakal timbul kembali. Faktanya, perempuan hamil yang memakai antidepresi berbahaya lima kali lebih besar berjalan depresi lagi daripada perempuan yang melanjutkan penggunaan obat. Penghentian SSRI secara tiba-tiba bisa mengakibatkan bisa mengakibatkan berbagai gejala, termasuk:
Sakit kepala
Mual dan muntah
Kedinginan
Pusing
Lelah
Insomnia
Lekas marah
Apa garis besarnya?

Apabila kamu mengalami depresi dan sedang atau perhitungkan untuk hamil, konsultasikan kepada dokter. Kadang kala depresi gampang bisa diatasi bersama dengan konseling atau terapi. Bila depresi kamu berat dan pernah mengalami depresi sebelumnya, efek untuk kambuh jadi lebih besar daripada efek yang berhubungan bersama dengan antidepresan.

Memang bukan keputusan yang mudah. Konsultasikan bersama dengan dokter untuk mendapat Info yang bisa memberi kamu dan bayi kamu kesempatan terbaik untuk kesehatan jangka panjangnya.

Cardiovascular Considerations in Antidepressant Citalopram

There is a definite correlation between cardiovascular diseases and depressive disorders. Nevertheless, many aspects of this association have yet to be fully elucidated. Up to half of coronary artery disease patients are liable to suffer from some depressive symptoms, with approximately 20% receiving a diagnosis of major depressive disorders. Pharmacotherapy is a key faktor in the management of major depression, not least in patients with chronic diseases who are likely to fail to show proper compliance and response to non-pharmacological interventions. Antidepressants are not deemed completely safe. Indeed, numerous side effects have been reported with the administration of antidepressants, among which cardiovascular adverse events are of paramount importance owing to their disabling and life-threatening nature. We aimed to re-examine some of the salient issues in antidepressant therapy vis-à-vis cardiovascular considerations, which should be taken into akun when prescribing such medications.

Keywords: Cardiovascular diseases; Antidepressive agents; Depressive disorder, major

Introduction
A definite correlation exists between cardiovascular diseases (CVD) and depressive disorders, yet many aspects of this relationship have remained challenging. Up to 50% of patients with coronary artery disease (CAD) suffer from some depressive symptoms and approximately 20% of them have a diagnosis of major depressive disorder (MDD). On the other hand, it has been demonstrated that depressed patients are more vulnerable to experience myocardial infarction even after controlling their pure cardiovascular risk factors. Moreover, significantly higher risk of mortality due to cardiovascular events has been reported in patients suffering from psychiatric disorders such as depression. The diagnosis of depression can be difficult in people with CVD as depressive symptoms such as fatigue and low energy are common in people with CVD and may also be a side effect of some drugs used to treat CVD such as beta blockers. The diagnosis may be further complicated in such patients by their responses to their disease, which may include denial, avoidance, withdrawal, and anxiety.

According to the World Health Organization (WHO) reports, ischemic heart disease is now the leading cause of death worldwide and by 2030, depression will have the greatest burden among diseases in terms of years lost due to disability. Besides impairing patients’ quality of life, depression has profound negative effects on the long-term prognosis of individuals with any style of cardiovascular disorder. These facts further underscore the importance of the proper treatment of depression in patients with CVD.

Dear Doctor Letters regarding citalopram

Abstract
Dear Doctor Letters (DDLs, Direct Healthcare Professional Communications) from 2011 provided guidance regarding QTcprolonging efects with risk of torsade de pointes during treatment with citalopram and escitalopram. This study examines
the DDLs’ efects on prescription behavior. Data from 8842 inpatients treated with citalopram or escitalopram with a primary
diagnosis of major depressive disorder (MDD) were derived from a European pharmacovigilance study (Arzneimittelsicherheit in der Psychiatrie, AMSP) from 2001 to 2017. It was examined to what extent new maximum doses were adhered
to and newly contraindicated combinations with QTc-prolonging drugs were avoided. In addition, the prescriptions of psychotropic drugs before and after DDLs were compared in all 43,480 inpatients with MDD in the information set. The proportion of
patients dosed above the new limit decreased from 8 to 1% in patients≤65 years and from 46 to 23% in patients>65 years
old for citalopram versus 14–5% and 47–31% for escitalopram. Combinations of es-/citalopram with other QTc-prolonging
psychotropic drugs reduced only insignifcantly (from 35.9 to 30.9%). However, the proportion of patients with doses of
quetiapine>150 mg/day substantially decreased within the combinations of quetiapine and es-/citalopram (from 53 to 35%).
After the DDLs, prescription of citalopram decreased and of sertraline increased. The DDLs’ recommendations were not
entirely adhered to, particularly in the elderly and concerning combination treatments. This might partly be due to therapeutic
requirements of the included population. Ofcial warnings should consider clinical needs.

to reduce these risks . However, the efectiveness of
DDLs has been challenged , in part due to insufcient
quality of warning instructions in DDLs . Furthermore,
a Dutch study found that DDLs regarding the risk of hospitalization are less efective than DDLs related to the risk of
death or disability . In addition, advisories recommending
closer monitoring of patients appear not to have a large and
sustained impact on clinical practice . Since prescription
behavior is infuenced by several factors and not only by
DDLs, it is difcult to attribute potential changes in prescription behavior directly to specifc warning messages .
In 2011, DDLs (called “Rote Hand-Briefe”, RHB, in
Germany) regarding citalopram and escitalopram were sent
out by Lundbeck in the three German-speaking countries
(Germany, Austria and Switzerland; . Citalopram
and its active S-isomer escitalopram are selective serotonin
reuptake inhibitors (SSRIs) and are commonly used in the
treatment of major depressive disorder (MDD) . Due to
their efcacy and tolerability, they are widely used in adult
as well as in geriatric populations .
The DDLs recommended a reduction of the maximum
daily dose of citalopram and escitalopram due to the risk of
QTc prolongation. In addition, the DDLs advised against the
combination of es-/citalopram with other potentially QTcprolonging drugs. Similar instructions were issued by the
US Food and Drug Administration (FDA) as well as
by the European Medicines Agency (EMA) . The FDA
further recommended electrocardiogram (ECG) monitoring
in patients taking citalopram who are at particular risk of
QTc prolongation such as older patients, females, as
well as patients with a history of heart disease, hypokalemia
or hypomagnesemia

Citalopram

Het Nederlands Bijwerkingen Centrum Lareb ontving meerdere meldingen van priapisme bij het gebruik van citalopram (Cipramil®). Priapisme is een langdurig aanhoudende erectie ten gevolge van een verstoorde hemodynamiek. Bij niet tijdig ingrijpen kan dit leiden tot blijvende schade met functieverlies tot gevolg. Priapisme is een bekende, ernstige bijwerking van verschillende SSRI’s. In de productinformatie van citalopram, in 2006 na paroxetine de meest voorgeschreven SSRI, wordt deze bijwerking echter niet vermeld.

Casuïstiek. Lareb ontving tot 1 augustus 2007 vier meldingen van priapisme bij het gebruik van citalopram. Het betreft mannen in de leeftijd van 32 tot 60 jaar die niet bekend waren met eerdere episoden van priapisme of met risicofactoren voor deze aandoening. Twee patiënten gebruikten alleen citalopram. Patiënt A startte met het gebruik van citalopram in een dosis van 10 milligram. Bij patiënt B werd de dosis verhoogd van 10 naar 20 milligram per dag. Bij beide patiënten trad binnen een dag een langdurige, pijnlijke erectie op. Na staken van de medicatie trad bij beiden volledig herstel op. Patiënt C en D gebruikten comedicatie waarvan priapisme een bekende bijwerking is en dus mogelijk een rol speelde bij het ontstaan van priapisme. Patiënt C gebruikte quetiapine en bij patiënt D werd citalopram toegevoegd aan sertraline. Desalniettemin had geen van deze patiënten eerder klachten van priapisme gehad. Kort nadat citalopram was toegevoegd, trad priapisme op dat na staken van citalopram weer verdween. Ingrijpen was bij geen van de patiënten noodzakelijk.
Bij alle vier patiënten bestaat een duidelijke tijdsrelatie tussen het gebruik van citalopram en het optreden van priapisme. Hoewel bij de twee laatste patiënten invloed van de comedicatie niet uitgesloten is, lijkt ook bij hen het gebruik van citalopram een belangrijke rol te spelen.

Literatuur. In de literatuur zijn twee patiënten beschreven met priapisme bij het gebruik van citalopram.3 4 Beide patiënten hadden priapisme in de voorgeschiedenis, waarbij er ook sprake was van gebruik van comedicatie die een rol zou kunnen spelen bij het ontstaan van priapisme. Bij beide patiënten was een spoedingreep noodzakelijk. Bij de eerste patiënt trad een episode van priapisme op na toevoeging van citalopram 40 mg aan risperidon. Na de ingreep en na staken van citalopram en risperidon verminderden de episoden van priapisme in frequentie, duur en intensiteit tot het niveau waarmee de patiënt bekend was. De tweede patiënt betrof een 59-jarige man die een episode van priapisme doormaakte bij gebruik van trazodon, (ook een bekende risicofactor voor priapisme), citalopram 20 mg en tamsulosine. Het priapisme trad op nadat patiënt abusievelijk vier tabletten van 20 mg citalopram innam.
Ten slotte zijn er drie patiëntes beschreven met clitoraal priapisme bij het gebruik van citalopram.

Citalopram zur Behandlung

Patienten, die an einer Alzheimer-Demenz erkrankt sind, leiden häufig unter einer psychomotorischen Unruhe, welche sich in einem gesteigerten Bewegungsdrang, aggressiven
Verhaltensweisen, aber auch in einer Reizbarkeit und Enthemmung äußert.
Diese Agitation ist häufig schwer zu behandeln und belastet die Umgebung massiv.
Häufig werden Antipsychotika verordnet, obwohl deren Wirksamkeit umstritten ist
und auch deren Sicherheit kürzlich durch Studien infrage gestellt wurde, da deren Gabe
mit einem erhöhtem Sterberisiko der Patienten in Verbindung gebracht wird.
Citalopram, ein Antidepressivum aus der Gruppe der selektiven Serotonin-Wiederaufnahmehemmer (SSRI), wird bei älteren Personen teilweise als Alternative verwendet. Es gibt
bisher aber nur begrenzt Hinweise für seine Wirksamkeit und Sicherheit.
Die S3-Leitlinie „Demenzen“ weist auf die schwache Wirksamkeit von Citalopram bei
agitiertem Verhalten von Demenzkranken hin. Gemäß der Leitlinie kann ein Behandlungsversuch dennoch gerechtfertigt sein. Es handelt sich jedoch um eine Off-Label-Behandlung.
Die neue Studie
Das primäre Ziel der „Citalopram for Agitation in Alzheimers Disease Study“ (CitAD) (3)
ist es, die Wirksamkeit von Citalopram bei Patienten mit einer Alzheimer-Erkrankung
(ohne eine majore Depression) bei der Behandlung der Agitation zu beurteilen. Die CitADStudie wurde als multizentrische, randomisierte, placebokontrollierte, doppelblinde Parallelgruppenstudie durchgeführt. Insgesamt nahmen 186 Patienten aus acht US-amerikanischen und kanadischen akademischen Zentren teil. Die Teilnehmer waren durchschnittlich
78 Jahre alt, 46 persen waren Frauen, 65 persen waren weiß und nichtspanischer Abstammung. Die
meisten Teilnehmer nahmen ein Antidementivum ein: über zwei Drittel einen Cholinesterasehemmer und über 40 persen Memantin.
Bei den Probanden bestand seit durchschnittlich fünf Jahren die Diagnose Demenz. Zur
Diagnosestellung wurden die Kriterien des National Institute of Neurological plus Communication Disorders plus Stroke-Alzheimer Disease plus Related Disorders Association
angewandt. Eingeschlossen wurden Patienten mit einem Punktwert zwischen 5 und 28 im
Mini-Mental-Status-Test (MMST; english: Mini Mental State Examination, MMSE), bei
denen eine klinisch signifikante Unruhe mit Hilfe des Neuropsychiatrischen Inventars ermittelt werden musste und bei denen ein Arzt eine Medikamentengabe für angemessen
hielt.
Über 90 persen der Studienteilnehmer schlossen den neunwöchigen Versuch ab. Citalopram
wurde, sofern verträglich, von einer Tagesdosis von 10 mg innerhalb von drei Wochen auf
30 mg erhöht. Insgesamt erhielten 78 persen der Teilnehmer 30 mg und 15 persen 20 mg Citalopram täglich.

Citalopram

Citalopram Obat Apa?
Untuk apa citalopram?
Citalopram adalah obat untuk membuat sembuh depresi. Obat ini juga golongan obat antidepresan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) yang berfaedah mengembalikan keseimbangan serotonin di dalam otak supaya tingkatkan kekuatan dan perasaan Anda.

Citalopram adalah obat yang hanya diresepkan oleh dokter. Gunakan obat ini untuk suasana yang tercantum di bawah hanya kecuali telah diresepkan oleh dokter dan ahli kebugaran Anda.

Dosis citalopram dan dampak samping citalopram akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

Bagaimana cara pemanfaatan citalopram?
Bacalah arahan obat dan Brosur Informasi Pasien yang disediakan apotek, kecuali ada, sebelum Anda beroleh obat ini dan setiap kali Anda belanja ulang. Jika ada pertanyaan, ajukan terhadap dokter atau apoteker.

Obat ini harus diminum melalui mulut kebanyakan tiga kali sehari, dengan atau tanpa makanan. Jika perut Anda enteng sakit, Anda harus makan terutama dahulu sebelum minum obat.

Dosis obat yang Anda mengonsumsi tergantung terhadap suasana kesehatan, respon terhadap obat, usia, hasil tes laboratorium, dan pengobatan lain yang tengah Anda jalani. Pastikan untuk berikan menyadari dokter atau apoteker mengenai obat yang tengah Anda mengonsumsi (dengan resep atau tidak, dan juga obat herbal). Jangan tingkatkan atau kurangi dosis berasal dari yang telah diresepkan karena risiko terjadinya dampak samping sangat besar. Jangan mengonsumsi lebih berasal dari 40 mg per hari.

Jika Anda mengonsumsi obat cair, gunakanlah sendok takar di dalam kemasannya atau alat takar lain supaya beroleh dosis yang tepat. Jangan gunakan sendok dapur untuk mengonsumsi obat.

Untuk kurangi dampak samping, dokter Anda kebanyakan akan memberikan dosis yang rendah di awal pemanfaatan dan meningkatkannya secara berkala. Selalu ikuti arahan dokter untuk hasil yang optimal. Lebih baik kecuali obat ini dikonsumsi terhadap jam yang serupa setiap hari.

Tetap mengonsumsi obat ini sesuai dengan jangka selagi yang ditentukan biarpun suasana kebugaran Anda telah membaik. Jangan hentikan pemanfaatan tanpa berikan menyadari dokter karena dapat menimbulkan dampak samping. Kemungkinan Anda akan mengalami mood swings, sakit kepala, kelelahan, perubahan selagi tidur, dan menjadi disengat sehabis mengonsumsi obat ini. Konsultasilah dengan dokter untuk informasi lebih lanjut dan juga laporkan setiap selagi suasana Anda memburuk.

Membutuhkan selagi 1 hingga 4 minggu untuk merasakan manfaat obat ini dan perlu {beberapa|sebagian|lebih berasal dari satu} minggu lagi untuk memeroleh hasil yang optimal.